RINGKASAN
PT Krakatau Daya Listrik adalah anak perusahaan PT Krakatau Steel (PT KS) yang memproduksi listrik untuk memenuhi kebutuhan di kawasan PT KS, industri sekitarnya dan daerah perumahan. Untuk memenuhi kebutuhan listrik tersebut, maka PT Krakatau Daya Listrik senantiasa menjaga ketel uap agar bertahan lama. PT Krakatau Daya Listrik selalu memantau kualitas air yang akan masuk ke dalam ketel uap maupun air yang berada di sirkulasi ketel uap tersebut. Apabila kualitas air tidak memenuhi syarat, maka akan menyebabkan kerusakan ketel uap dan penambahan biaya produksi karena efek lain yang ditimbulkan oleh senyawa kimia yang ada dalam air tersebut.
Pemantauan ini bertujuan untuk mengontrol kualitas air umpan boiler pada unit I. Parameter yang dipantau adalah pH, silika, hidrazin dan fosfat. Data hasil pemantauan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan perusahaan.
Pemantauan kualitas air umpan ini dilakukan melalui tiga tahap yaitu pengambilan contoh, pengukuran contoh dan interpretasi data. Parameter uji untuk memantau kualitas air umpan boiler terdiri atas pengukuran nilai pH secara potensiometri dan pengukuran silika, hidrazin dan fosfat secara spektrofotometri. Metode ini mengacu pada American Standar For Testing Material (ASTM).
Berdasarkan pemantauan dari tanggal 4 Maret sampai 25 Maret 2011 menunjukan bahwa beberapa parameter pH di kondensat tidak memenuhi persyaratan pada tanggal 25, di feed water pada tanggal 9 dan 15, di drum water hampir semuanya tidak masuk standar, di main steam tanggal 23-25 tidak masuk standar. Untuk parameter silika, semuanya masuk standar. Hidrazin tidak masuk standar pada tanggal 7, 9, 10, 11, 21, 23 dan 24. Untuk fosfat, hanya tanggal 9, 22 dan 24 yang masuk standar yang ditetapkan oleh perusahaan.
PENDAHULUAN
Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) adalah pembangkit Listrik yang memanfaatkan energi panas dari steam untuk memutar turbin sehingga dapat digunakan untuk membangkitkan energi Listrik melalui generator. Steam yang dibangkitkan ini berasal dari perubahan fase air yang berada pada boiler akibat mendapatkan energi panas dari hasil pembakaran bahan bakar. Untuk mendapatkan uap yang yang baik dan tidak merusak peralatan maka kualitas air yang digunakan adalah air yang layak pakai. Keberadaan air tidak pernah ditemukan dalam bentuk air murni, sehingga untuk beberapa keperluan, air perlu mengalami penanganan yang serius agar dalam pemanfaatannya tidak merugikan.
PT Krakatau Daya Listrik (KDL) adalah anak perusahaan Krakatau Steel yang menyuplai produk listriknya yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan listrik di kawasan PT KS, industri sekitarnya dan daerah perumahan. PT Krakatau Daya Listrik mempunyai lima unit ketel uap, dimana tiap unit ketel uapnya memiliki satu unit turbo generator. Setiap unit mampu menghasilkan daya sebesar 80 MW. Apabila seluruh unit bekerja, maka daya yang dihasilkan PT KDL dapat mencapai 400 MW. PT KDL memproduksi listrik dengan menggunakan air untuk menghasilkann uap bertekanan tinggi agar dapat menggerakan turbin. Air yang masuk ke boiler maupun air pendinginnya harus memenuhi persyaratan perusahaan agar mesin yang digunakan tidak cepat rusak.
Air baku yang digunakan PT Krakatau Daya Listrik berasal dari PT Krakatau Tirta Industri yang diolah di Water Treatment Plant (WTP) dengan cara deionisasi menjadi air yang bebas dari ion-ion yang terkandung dalam air. Deionisasi merupakan pengolahan air dengan cara pertukaran ion sehingga dihasilkan air deionat. Air deionat ditampung di demin water tank dan dipompakan ke feed water dengan penambahan hidrazin, kemudian dipompakan ke boiler dan ditambahkan senyawa fosfat dan morpilin. Uap dari boiler menggerakan turbin dan generator untuk menghasilkan listrik. Uap air dari turbin didinginkan dan ditampung di kondensat untuk bisa digunakan lagi. Karena air mengalami berbagai proses, maka air harus diuji disetiap tahapannya agar kondisinya dapat dikontrol dan tidak menyebabkan kerusakan pada boiler.
Percobaan ini bertujuan untuk memantau kualitas air umpan boiler unit I dengan cara menguji air tersebut dan hasilnya dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Metode yang digunakan dalam percobaan ini adalah potensiometri untuk pengukuran pH dan spektrofotometri untuk penetapan kadar silika, hidrazin dan fosfat.
PERCOBAAN
Tujuan percobaan ini adalah untuk memantau kualitas air sirkulasi boiler dengan cara menguji air tersebut dan dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL). Metode analisis ini mengacu pada American Standar For Testing Material (ASTM).
Tempat dan Waktu
Praktik Kerja Lapang (PKL) ini dilaksanakan di Laboratorium PT Krakatau Daya Listrik (PT KDL) Jalan Amerika I Kawasan Industri Krakatau, Cilegon-Banten. Praktik Kerja Lapang ini dilaksanakan pada tanggal 1-31 Maret 2011.
Bahan dan Alat
Bahan
Bahan yang digunakan meliputi bahan uji dan bahan kimia. Bahan uji yang digunakan adalah air umpan boiler. Bahan kimia yang digunakan adalah larutan silika A, B dan C, larutan fosfat A dan B dan reagen hidrazin. Pembuatan pereaksi dapat dilihat di Lampiran 1.
Alat
Percobaan ini menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis Pharmacia LKB Novaspec II, pH-meter WTW Inolab, gelas piala plastik 300 mL, pipet volumetrik 10 mL, labu semprot, pipet mohr 10 mL, bulb, gelas ukur plastik 50 mL, dan batang pengaduk.
Metode Percobaan
Metode yang digunakan meliputi tiga tahap yaitu pengambilan contoh, pengujian sampel dan pengolahan data. Pengambilan sampel dilakukan pada beberapa titik yaitu kran air deionat dan di tempat sampling air sirkulasi. Teknik pengambilan sampel air deionat mula-mula kran sampel dibuka , kemudian dibiarkan mengalir selama 10 menit selanjutnya dimasukan ke dalam botol sampel. Pengambilan sampel untuk air sirkulasi langsung dibilas botol sampel dan tutupnya kemudian diisi, karena ada tempat pengambilan sampel khusus yang airnya terus mengalir.
Pada tahap pengujian sampel, air deionat dan air sirkulasi dianalisis setiap hari serta pengujian oksigen dianalisis tiga kali seminggu. Pengujian ini dilakukan melalui delapan parameter yang terbagi tiga metode yaitu potensiometri, konduktometri, dan spektrofotometri.
Cara Kerja
Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel untuk air sirkulasi dilakukan di tempat pengambilan sampel khusus yang airnya mengalir setiap beroperasi. Wadah yang digunakan adalah botol dari plastik. Untuk mengambil sampel, debit air yang keluar harus diatur, kemudian botol dibilas dengan sampel sebanyak tiga kali dan tampung air di botol sampel.
Pengukuran pH
Alat pH-meter dihidupkan, kemudian elektroda dibilas dengan air deionat sebanyak tiga kali. Sampel diukur pH-nya dengan mencelupkan elektroda ke dalam sampel. Nilai pH yang terbaca pada layar dibiarkan hingga stabil kemudian dicatat hasilnya.
Penetapan Kadar Silika
Penetapan kadar silika pada air deionat dan air sirkulasi (drum water dan main steam) dikerjakan dengan cara mengambil sampel 50 mL menggunakan gelas ukur plastik. Selanjutnya dituang ke dalam beaker plastik 300 mL, ditambahkan 2 mL reagen silika A didiamkan selama 3 menit, ditambahkan reagen silika B sebanyak 2 mL kemudian didiamkan selama 3 menit, dan ditambahkan reagen silika C sebanyak 2 mL, didiamkan selama 25 menit. Sampel diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 816 nm. Data yang didapat kemudian diolah secara matematis.
Rumus penetapan kadar silika untuk air deionat dan air sirkulasi :
Kadar Silika ( g/L) = A x f
Keterangan:
A sampel : Absorbansi sampel
f : faktor kalibrasi spektrofotometer ( 2749)
Penetapan Kadar Hidrazin
Penetapan kadar hidrazin pada air sirkulasi dilakukan dengan cara memipet contoh feed water sebanyak 10 mL, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 50 mL dan ditambahkan reagen hidrazin sebanyak 5 mL. Sampel didiamkan selama 5 menit. Sampel diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 455 nm. Data yang didapat kemudian diolah secara matematis.
Rumus penetapan kadar hidrazin
Kadar Hidrazin ( g/L) = A x f
Keterangan:
A sampel : Absorbansi sampel
f : faktor kalibrasi spektrofotometer (1172)
Penetapan Kadar Fosfat
Penetapan Kadar Fosfat dilakukan untuk sampel air sirkulasi dilakukan dengan cara memipet contoh drum water sebanyak 20 mL, kemudian dimasukkan ke dalam erlenmeyer 100 mL, ditambahkan 1 mL reagen fosfat A dan 1 mL reagen fosfat B. Sampel diukur absorbansinya dengan menggunakan spektrofotometer pada panjang gelombang 733 nm. Data yang didapat kemudian diolah secara matematis.
Rumus penetapan kadar fosfat
Kadar Fosfat ( g/L) = A x f
Keterangan:
A sampel : Absorbansi sampel
f : faktor kalibrasi spektrofotometer (25100)
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pengujian Air Umpan Boiler
Kualitas air sirkulasi boiler dikontrol melalui pengujian di laboratorium. Pengontrolan ini dilakukan untuk mencegah terbentuknya kerak dan korosi yang dapat menurunkan perpindahan panas, sehingga kondisi peralatan pabrik dapat dipertahankan dan proses produksipun dapat berjalan dengan baik. Data yang diperoleh dari hasil pengujian air sirkulasi boiler dibandingkan dengan standar yang telah ditetapkan oleh perusahaan. Rata-rata hasil pengujian untuk parameter yang diujikan dapat dilihat pada Tabel 1. sedangkan untuk standar nilai dapat dilihat pada lampiran 2.
Tabel 1. Data rata-rata pengujian sampel air Umpan boiler
Parameter | Satuan | Nilai | Control Limit | |
pH | Condensate | - | 9,1 | 8,8-9,3 |
Feed water | - | 9,0 | ||
Drum water | - | 8,5 | ||
Main steam | - | 9,0 | ||
Silika | Drum water | µg/L | 259 | 300-500 |
Main steam | µg/L | 8 | | |
Fosfat | µg/L | 339 | 500-1000 | |
Hidrazin | µg/L | 48 | 20-50 |
Berdasarkan Tabel 1. maka dapat disimpulkan bahwa air sirkulasi boiler untuk beberapa parameter tidak memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh perusahaan. Hal ini dipengaruhi oleh beberapa hal yang akan dijelaskan di pembahasan setiap parameter.
Parameter Pengujian
Pengukuran pH
Sebagai pengukur sifat keasaman atau kebasaan air diambil nilai pH yang didefinisikan sebagai logaritma dari konsentrasi ion hidrogen dalam mol per liter. Nilai pH untuk air deionat berkisar antara 4 sampai 7. Nilai pH tersebut menunjukkan bahwa air deionat bersifat asam menuju netral. pH air deionat umumnya bersifat asam karena adanya ion hidrogen yang lepas ketika resin di unit kation exchanger menggantikan kation-kation yang ada di dalam air olahan. Sehingga, untuk masuk ke dalam boiler air deionat ditambahkan hidrazin, fosfat dan morfolin di beberapa bagian agar pH nya dapat mencapai baku mutu.
Selain dengan penambahan beberapa senyawa kimia, untuk menjaga agar pH air sesuai dengan standar, maka pada proses pengolahan air deionat, dilakukan degasing untuk menghilangkan gas-gas terlarut. Pada proses degasing, senyawa yang biasanya dihilangkan adalah CO2. Karbondioksida dalam air dapat menurunkan pH membentuk asam karbonat.
Apabila pH air sirkulasi boiler di atas standar yang ditetapkan, maka air sirkulasi boiler akan cenderung membentuk kerak (scale). Kerak adalah penumpukan garam-garam mineral yang dapat menghambat laju air atau uap pada pipa dan menghambat perpindahan panas pada boiler. Sedangkan jika pH air deionat terlalu asam, akan menyebabkan korosi pada pipa maupun penampung (drum), sehingga akan menyebabkan kebocoran yang dapat menyebabkan kerugian karena bahan kimia yang terbuang dan penurunan efisiensi perpindahan panas pada boiler. Data hasil pengukuran pH dapat dilihat pada Tabel 2, dan pada lampiran 3.
Tabel 2. Data hasil pengukuran pH pada air sirkulasi boiler
Tanggal | pH | |||
C1 | FW1 | DW1 | M1 | |
04/03/2011 | 9,2 | 9,1 | 8,1 | 8,9 |
07/03/2011 | 9,3 | 8,8 | 8,8 | 9,2 |
08/03/2011 | 9,2 | 9,4 | 8,7 | 9,3 |
09/03/2011 | 9,0 | 8,7 | 8,0 | 8,9 |
10/03/2011 | 9,1 | 8,8 | 8,0 | 9,0 |
11/03/2011 | 9,0 | 9,1 | 8,4 | 8,9 |
14/03/2011 | 9,3 | 9,3 | 8,6 | 9,2 |
15/03/2011 | 9,1 | 8,5 | 8,1 | 9,2 |
16/03/2011 | 9,1 | 8,9 | 8,6 | 8,9 |
17/03/2011 | 9,3 | 9,2 | 8,9 | 9,3 |
18/03/2011 | 9,2 | 8,9 | 8,8 | 8,8 |
21/03/2011 | 9,1 | 9,4 | 9,2 | 9,1 |
22/03/2011 | 9,3 | 9,0 | 8,6 | 9,2 |
23/03/2011 | 9,2 | 8,8 | 9,2 | 8,7 |
24/03/2011 | 9,0 | 8,9 | 8,1 | 8,7 |
25/03/2011 | 8,7 | 8,8 | 8,2 | 8,6 |
control limit | 8,8 - 9,3 |
Berdasarkan Tabel 2 pH pada condensate, feed water dan main steam memenuhi persyaratan yang ditetapkan perusahaan. Sedangkan pada drum water, pH yang terbaca pada umumnya di bawah standar. Hal ini dikarenakan banyaknya senyawa silika yang terakumulasi di drum water. Banyaknya silika yang ada di drum water dapat dihilangkan dengan penambahan fosfat, namun disisi lain, silika akan menurunkan pH. Sehingga pH di drum water cenderung rendah. Untuk menanganinya dilakukan kuras bawah (blowdown). Berdasarkan data, maka dapat disimpulkan bahwa air umpan boiler untuk parameter pH tidak memenuhi persyaratan.
Penetapan Silika
Pengujian kadar silika dalam air sirkulasi boiler dilakukan di drum water dan main steam. Pada drum water, silika dapat dihilangkan dengan blowdown. Apabila kadar silika melebihi batas atas baku mutu, maka laju blowdown dinaikan beberapa persen. Sedangkan apabila kadar silika dalam mainsteam dibawah standar, maka tidak berpengaruh terhadap laju blowdown kontinue.
Kadar silika dalam main steam adalah kadar silika yang lolos pada blowdown di drum water, sehingga kadarnya tidak boleh melebihi 15 ppb. Data hasil pengukuran silika di main steam dapat dilihat pada Gambar 1 dan hasil pengukuran silika pada drum water dapat dilihat pada Gambar 1 untuk contoh perhitungannya dapat dilihat pada lampiran 4.
Gambar 1. Grafik pengukuran kadar silika di main steam
Berdasarkan Gambar 1, pemantauan kadar silika dalam air umpan boiler di main steam, memenuhi persyaratan. Jika kadar silika di main steam tinggi, maka akan menghasilkan kerak di sudut-sudut turbin dan akan menurunkan kinerja turbin serta menimbulkan vibrasi pada turbin yang akhirnya merusak turbin karena perputarannya terganggu.
Gambar 2. Grafik pengukuran kadar silika di drum water
Berdasarkan Gambar 2, dapat dilihat bahwa hasil pengukuran silika dalam drum water masuk persyaratan. Walaupun kadar silika berada di bawah batas yang ditetapkan, namun kadar silika yang rendah tidak mempengaruhi terhadap peralatan. Namun, jika kadar silika tinggi, dapat menyebabkan kerak silika yang keras pada pipa-pipa ketel uap. Kerak silika yang tahan terhadap panas bila menumpuk pada lokasi tertentu akan menghambat proses perpindahan panas dari dinding ke air ketel uap, sehingga dapat menimbulkan over heating yang semakin lama suhu logam pada pipa akan semakin naik. Jika tidak diatasi, hal ini akan menyebabkan pecahnya pipa-pipa ketel uap bahkan bisa terjadi ledakan. Untuk mengatasinya, maka dilakukan blowdown seecara kontinu. Berdasarkan data, dapat disimpulkan bahwa kadar silika dalam air sirkulasi boiler memenuhi persyaratan.
Penetapan Hidrazin
Hidrazin adalah bahan kimia sintesis yang tidak terdapat di air alam. Penetapan hidrazin diperuntukkan pada air pengumpan ketel uap, air kondensat, air proses, dan air lainnya yang telah diberi hidrazin untuk tujuan mencegah terjadinya korosi karena oksigen terlarut. Bahan kimia pereduksi ini bereaksi dengan oksigen membentuk nitrogen dan air.
Meskipun begitu, dalam beberapa kondisi (suhu tinggi) hidrazin dapat terdekomposisi membentuk ammonia dan nitrogen. Keuntungan hidrazin dibanding pengusir oksigen lain (sulfit) adalah tidak menghasilkan padatan terlarut pada air ketel uap yang dapat menyebabkan kerak. Hidrazin umumnya ditetapkan dalam konsentrasi dibawah 0.1 mg/L. Injeksi Hidrazin pada air pengisi ketel uap bertujuan untuk mengikat oksigen yang terlarut di dalam air pengisi tersebut. Disamping itu hidrazin yang berlebih pada temperatur tertentu akan berubah menjadi ammonia yang ikut menaikan pH. Adanya oksigen didalam air pengisi tidak dikehendaki karena akan bersifat korosif terhadap metal.
Gambar 3. Grafik hasil pengukuran kadar Hidrazin dalam air sirkulasi boiler
Berdasarkan Gambar 3 kadar hidrazin dalam air umpan boiler tidak semuanya masuk rentang yang di syaratkan. Pada tanggal 7, 9, 10, 11, 21, 23 dan 24 kadar hidrazin berada di atas 50 ppb. Hal ini disebabkan karena pompa yang menginjeksi hidrazin kurang berfungsi dengan baik. Sehingga, hidrazin yang diinjeksikan tidak dapat diukur jumlah yang keluarnya. Hidrazin yang tinggi dapat diatasi dengan memperkecil injeksi hidrazin. Kadar hidrazin yang tinggi tidak membahayakan terhadap material pada umumnya. Namun, secara ekonomis, kadar hidrazin yang terlalu tinggi tidak menguntungkan karena terjadi pemborosan yang tidak semestinya. Hal yang mengkhawatirkan adalah jika kadar hidrazin yang diinjeksikan rendah dan tidak cukup untuk menghilangkan oksigen terlarut yang masih ada dalam air umpan. Berdasarkan data, dapat disimpulkan bahwa kadar hidrazin di air umpan boiler tidak memenuhi persyaratan.
Penetapan Fosfat
Penambahan fosfat pada air umpan boiler bertujuan untuk menjaga konduktivitas dan sebagai anti karat dengan cara mengikat silika dan pengotor-pengotor lain di boiler sehingga uap yang dihasilkan bebas dari pengotor-pengotor atau kontaminan.
Bila kadar fosfat terlalu rendah maka akan menyebabkan kerak karena tidak mampu mengikat ion-ion kalsium. Sehingga, kerak akan menghambat peroses pertukaran panas dan dapat menyebabkan pemborosan energi karena panas yang dihasilkan tidak dengan cepat memanaskan air. Sedangkan bila kadar fosfat terlalu tinggi akan menyebabkan pH tinggi pada sistem air ketel uap, karena dengan tingginya kadar fosfat akan menyebabkan peningkatan konsentrasi ion-ion hidroksida dalam air yang dapat meningkatkan pH air.
Gambar 4. Grafik hasil pengukuran kadar fosfat dalam air sirkulasi boiler
Berdasarkan Gambar 4 pengukuran kadar fosfat dalam air umpan boiler berada di bawah standar yang ditetapkan. Hanya pada tanggal 9, 22 dan 24 yang berada di rentang yang ditetapkan. Hal ini dikarenakan pompa yang digunakan tidak selalu kontinu pada jumlah yang diinjeksikan, dengan kata lain jumlah yang diinjeksi tidak sesuai dengan yang diinginkan. Apabila fosfat yang diinjeksikan lebih tinggi, akan meningkatkan konduktivitas air umpan. Belum ada pemecahan untuk mengatasi kadar fosfat ini. Dari data, dapat disimpulkan bahwa kadar fosfat untuk air umpan boiler tidak memenuhi persyaratan.
DAFTAR PUSTAKA
ALAERTS, G. dan S.S. SANTIKA. 1984. Metoda Penelitian Air. Usaha Nasional. Surabaya.
BASSETT, J. , R.C. DENNEY, G.H. JEFFERY, dan J. MENDHAM. 1994. Buku Ajar Vogel Kimia Analisis Kuantitatif Anorganik. Edisi keempat. Diterjemahkan Oleh Dr. A. Hadyana Pudjaatmaka dan Ir. L. Setiono. Buku Kedokteran EGC. Jakarta.
BERNASCONI, G. , H. GERSTER, H. HAUSER, H. STAUBLE, dan E. SCHNEITER. 1995. Teknologi Kimia. Bagian 2. Diterjemahkan Oleh Dr. Ir. Lienda Handojo, M.Eng. PT Pradnya Paramita. Jakarta.
DAY, R.A dan A.L. UNDERWOOD. 1994. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keempat. Diterjemahkan Oleh Drs. R. Soendoro. Erlangga. Jakarta.
DAY, R.A dan A.L. UNDERWOOD. 2001. Analisis Kimia Kuantitatif. Edisi Keenam. Diterjemahkan Oleh Dr. Ir. Iis Sopyan, M.Eng. Erlangga. Jakarta.
EFFENDI, HEFNI. 2003. Telaah Kualitas Air. Kanisius. Yogyakarta.
KEMMER, F.N. 1988. The NALCO Water Hand Book. Second Edition. McGraw Hill Book Company. USA.
KODOATIE, R dan ROESTAM SJARIEF. 2005. Pengelolaan Sumber Daya Air Terpadu. ANDI. Yogyakarta.
MANAHAN, STANLEY E. 2000. Enviromental Chemistry Seven Edition. CRC Press LLC. United States of America
MULJA, M. dan SUHARMAN. 1995. Analisis Instrumental. Airlangga University Press. Surabaya
SCHROEDER, C.D. 1991. Solutions to Boiler and Cooling Water Problems. Second Edition. Van Nostrand Reinhold. New York
Lampiran 1. Pembuatan Pereaksi
Pembuatan reagen silikat A, B dan C
Reagen silikat A dibuat dengan menimbang 50 g Ammoniumheptamolybdate kemudian dilarutkan dengan air deionat yang telah ditambahkan H2SO4 p.a sebanyak 50 mL sampai volume 1 L. Reagen silikat B dibuat dengan menimbang asam oksalat sebanyak 100 g dan dilarutkan dengan 1 L air deionat. Sedangkan untuk silikat C dibuat dengan cara menimbang 20 g photorex dan 205 g kaliumdisulfit kemudian dilarutkan dengan 1 L air deionat.
Pembuatan reagen fosfat A dan B
Reagen fosfat A dibuat dengan cara menimbang citroensoure sebanyak 20 g, menimbang photorex sebanyak 20 g dan natriumpyrosulfit sebanyak 100 g. Ketiga zat tersebut dilarutkan dengan 1 L air deionat. Sedangkan reagen fosfat B dibuat dengan menimbang 50 g Ammoniumheptamolybdate kemudian ditambahkan air deionat 1 L yang telah ditambahkan H2SO4 p.a sebanyak 50 mL.
Pembuatan reagen Hidrazin
Reagen hidrazin dibuat dengan cara melarutkan H2SO4 1 N (titrisol) sebanyak 1 ampul dan ditambahkan sampai volumenya 1 L dengan air deionat. Kemudian menimbang dymethylaminobenzaldehyde sebanyak 10 g. Dymethylaminobenzaldehyde dilarutkan dengan larutan H2SO4 yang sudah diencerkan menjadi 1 L tadi.
Lampiran 2. Standar Kualitas Air Pada Sirkulasi Air-Uap PT KDL
Parameter | satuan | Feed Water | Drum Water | Main steam | Condensat |
pH | - | 8,8-9,3 | 8,8-9,3 | 8,8-9,9 | 8,8-9,3 |
Conductivitas | µS/cm | Max 3 | Max 10 | Max 3 | Max 3 |
N2H4 | ppb | 20-50 | - | - | - |
NH3 | ppb | - | - | 80-200 | 80-200 |
Morpholine | ppb | - | - | - | - |
SiO2 | ppb | - | 300-500 | Max 15 | - |
PO4 | ppb | - | 500-1000 | - | - |
O2 | ppb | Max 20 | - | - | Max 30 |
Cu | ppb | - | - | - | Max 3 |
CaCO3 (Hardness) | ppm | Max 0,2 | Max 0,2 | Max 0,2 | Max 0,2 |
Lampiran 3. Data hasil pengukuran pH pada air umpan boiler
Tanggal | pH | |||
Condensat | Feed Water | Drum Water | Main Steam | |
04/03/2011 | 9,2 | 9,1 | 8,1 | 8,9 |
07/03/2011 | 9,3 | 8,8 | 8,8 | 9,2 |
08/03/2011 | 9,2 | 9,4 | 8,7 | 9,3 |
09/03/2011 | 9,0 | 8,7 | 8,0 | 8,9 |
10/03/2011 | 9,1 | 8,8 | 8,0 | 9,0 |
11/03/2011 | 9,0 | 9,1 | 8,4 | 8,9 |
14/03/2011 | 9,3 | 9,3 | 8,6 | 9,2 |
15/03/2011 | 9,1 | 8,5 | 8,1 | 9,2 |
16/03/2011 | 9,1 | 8,9 | 8,6 | 8,9 |
17/03/2011 | 9,3 | 9,2 | 8,9 | 9,3 |
18/03/2011 | 9,2 | 8,9 | 8,8 | 8,8 |
21/03/2011 | 9,1 | 9,4 | 9,2 | 9,1 |
22/03/2011 | 9,3 | 9,0 | 8,6 | 9,2 |
23/03/2011 | 9,2 | 8,5 | 9,2 | 8,7 |
24/03/2011 | 9,0 | 8,9 | 8,1 | 8,7 |
25/03/2011 | 8,7 | 8,8 | 8,2 | 8,6 |
Rata-rata | 9,1 | 9,0 | 8,5 | 9,0 |
kontrol limit | 8,8 - 9,3 |
Lampiran 4. Data Hasil Pengukuran Silika pada Air Umpan Boiler
Tanggal | Silika di Drum Water | Silika di Main Steam | ||
absorbansi | Kadar | absorbansi | Kadar | |
04/03/2011 | 0,070 | 192 | 0,003 | 8 |
07/03/2011 | 0,100 | 275 | 0,002 | 5 |
08/03/2011 | 0,075 | 206 | 0,002 | 5 |
09/03/2011 | 0,178 | 489 | 0,005 | 14 |
10/03/2011 | 0,100 | 275 | 0,003 | 8 |
11/03/2011 | 0,088 | 242 | 0,003 | 8 |
14/03/2011 | 0,055 | 151 | 0,002 | 5 |
15/03/2011 | 0,053 | 146 | 0,001 | 3 |
16/03/2011 | 0,095 | 261 | 0,003 | 8 |
17/03/2011 | 0,145 | 399 | 0,001 | 3 |
18/03/2011 | 0,051 | 140 | 0,005 | 14 |
21/03/2011 | 0,036 | 99 | 0,002 | 5 |
22/03/2011 | 0,150 | 412 | 0,003 | 8 |
23/03/2011 | 0,150 | 412 | 0,003 | 8 |
24/03/2011 | 0,095 | 261 | 0,005 | 14 |
25/03/2011 | 0,069 | 190 | 0,002 | 5 |
Rata-rata | - | 259 | - | 8 |
kontrol limit | - | 200 - 500 | - | < 15 |
Contoh perhitungan
Kadar Silika (µg/L) = A x f
Kadar Silika (µg/L) = 0,070 x 2749
= 192 µg/L
Lampiran 5. Data Hasil Pengukuran Hidrazin pada Air Umpan Boiler
Tanggal | Hidrazin | |
absorbansi | Kadar | |
04/03/2011 | 0,027 | 32 |
07/03/2011 | 0,049 | 57 |
08/03/2011 | 0,030 | 35 |
09/03/2011 | 0,050 | 59 |
10/03/2011 | 0,082 | 96 |
11/03/2011 | 0,055 | 64 |
14/03/2011 | 0,022 | 26 |
15/03/2011 | 0,003 | 23 |
16/03/2011 | 0,007 | 28 |
17/03/2011 | 0,015 | 28 |
18/03/2011 | 0,007 | 28 |
21/03/2011 | 0,065 | 76 |
22/03/2011 | 0,037 | 43 |
23/03/2011 | 0,073 | 85 |
24/03/2011 | 0,045 | 53 |
25/03/2011 | 0,032 | 37 |
Rata-rata | 48 | |
kontrol limit | 20 - 50 |
Contoh perhitungan
Kadar Silika (µg/L) = A x f
Kadar Silika (µg/L) = 0,027 x 1172
= 32 µg/L
Lampiran 6. Data Hasil Pengukuran Fosfat pada Air Umpan Boiler
Tanggal | Fosfat | |
absorbansi | Kadar (ppb) | |
04/03/2011 | 0,011 | 276 |
07/03/2011 | 0,001 | 25 |
08/03/2011 | 0,016 | 402 |
09/03/2011 | 0,022 | 552 |
10/03/2011 | 0,007 | 176 |
11/03/2011 | 0,012 | 301 |
14/03/2011 | 0,015 | 377 |
15/03/2011 | 0,006 | 151 |
16/03/2011 | 0,014 | 351 |
17/03/2011 | 0,015 | 377 |
18/03/2011 | 0,011 | 276 |
21/03/2011 | 0,006 | 151 |
22/03/2011 | 0,028 | 703 |
23/03/2011 | 0,011 | 276 |
24/03/2011 | 0,026 | 653 |
25/03/2011 | 0,015 | 377 |
Rata-rata | 339 | |
kontrol limit | 500 - 100 |
Contoh perhitungan
Kadar Silika (µg/L) = A x f
Kadar Silika (µg/L) = 0,011 x 25100
= 276 µg/L